Elektabilitas Menteri BUMN Erick Thohir diklaim terus meningkat. Hal itu dirilis Lembaga Indikator Politik Indonesia. Seperti diketahui, hasil simulasi dari 3 pasangan yang menurut Indikator Politik Indonesia paling memungkinkan yakni pasangan Prabowo Puan, Anies AHY dan Ganjar Erick.
Ketua Umum Gerakan Transformasi Indonesia (GET One) Lukman Edy, menyikapi peningkatan elektabilitas dan mengatakan hasil itu sebagai buah kerja Erick dalam mentransformasi BUMN. "Yang pasti ini adalah respons dari masyarakat atas keberhasilan Pak Erick dalam mentransformasi BUMN," ujar Lukman dalam siaran persnya kepada wartawan, Senin (4/4/2022). Lukman menyebut meroketnya elektabilitas Erick merupakan fenomena tersendiri.
Hal tersebut lantaran sosok Erick yang bukan politikus dan tidak pernah bersaing pada kontestasi politik manapun. "Menjual sosok Pak Erick bukanlah sesuatu yang sulit karena prestasi prestasi beliau langsung dirasakan masyarakat. Ini kami rasakan sendiri, saat GET One keliling Jawa dan Sumatera, bawa visi transformasi Pak Erick, semua pada rebutan untuk bergabung," ujar Politisi PKB itu. Fenomena menteri maju jadi capres mendapat kritik dari berbagai kalangan.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid 'menyentil' sejumlah menteri yang memanfaatkan posisinya untuk melakukan kampanye kampanye politik menuju Pilpres 2024. Ia pun meminta kepada para menteri tersebut agar fokus pada tugas yang diberikan oleh Presiden. Bukan justru fokus kampanye politik menjadi capres.
”Agar para menteri fokus, jangan gunakan posisi menteri untuk kampanye politik dalam konteks untuk menjadi capres capres, itu kan ada. Itu bagian dari koreksi untuk meningkatkan kinerjanya. Bahwa setiap orang punya hak untuk menjadi presiden, tapi ketika dia dalam posisi menteri, pembantu Presiden maka fokuslah pada tugas itu. Mudahan mudahan Pak Presiden juga itu tahu itu,” kata pria yang akrab disapa Gus Jazil kepada wartawan, Kamis (24/3/2022). Gus Jazil menambahkan Presiden memiliki ukuran untuk melihat apakah betul para menterinya bisa fokus bekerja pada bidangnya atau ada agenda terselubung (hidden agenda) yang kemudian membuat kinerja sejumlah menteri berkurang atau kurang fokus. ”Itu bisa dilihat, para pengamat bisa melihat, rakyat pun bisa melihat,” katanya.
Secara khusus, Gus Jazil meminta para menteri yang berasal dari PKB untuk bisa meningkatkan kinerjanya sehingga tetap mendapatkan kepercayaan dari Presiden dan bisa memberikan yang terbaik untuk melayani rakyat. ”Jika ada pekerjaan pekerjaan yang lambat, tolong segera dipercepat. Kalau ada pekerjaan pekerjaan yang diharapkan oleh rakyat belum selesai, tolong segera diselesaikan dalam tempo yang sesingkat singkatnya,” urainya. Menurut Gus Jazil, jika semua menteri sudah on the track maka tidak perlu lagi ada reshuffle.
”Bagi PKB yang terpenting bahwa Presiden Jokowi dan pemerintahan yang ada bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Kalau PKB mau ditambah monggo, itu haknya Presiden. Kalau dikurangi kita ya jangan,” paparnya. Gus Jazil mengatakan jikapun akan ada reshuffle, dirinya memprediksi tidak akan dilakukan dalam waktu dekat sebelum Bulan Ramadan. ”Pak Jokowi sudah 5 kali melakukan reshuffle. Seandainya Pak Presiden mau melakukan reshuffle mungkin ini yang terakhir. Kelihatannya masyarakat yang menunggu nunggu adanya reshuffle ini tentunya harus bersabar. Dugaan saya mungkin ya habis Puasa, habis Lebaran kalau ada,” jelasnya.
Penulis: Reza Deni/Fransiskus